Sejarah perjuangan Komando Strategis Cadangan TNI Angkatan Darat (Kostrad) adalah bagian dari sejarah pengabdian TNI Angkatan Darat/ABRI dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan serta memelihara keutuhan wilayah nasional dan tetap tegaknya Negara Kesatuan RI (NKRI) yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Dimulai ketika pimpinan TNI Angkatan Darat menganggap perlu membentuk satuan militer yang bersifat mobil dan berkemampuan operasi lintas udara siap tempur dengan jangkauan ke seluruh penjuru tanah air.
Dari gagasan inilah dibentuk kelompok kerja untuk membahas pembentukan kekuatan yang mobil, dipimpin oleh Deputi I Kasad, Brigjen TNI Soeharto. Pada tanggal 6 Maret 1961, berdasarkan Surat Men/Pangad Nomor MK.KPTS.54/3/1961 tanggal 6 Maret 1961, disahkan Korps Ke-1 Caduad dengan singkatan Korra I/Caduad yang berkekuatan satu divisi infanteri dan satu pasukan inti brigade para, serta sejumlah besar satuan-satuan banpur (bantuan tempur) maupun nanmin (bantuan administrasi).
Dalam rangka reorganisasi Angkatan Darat maka pokok-pokok organisasi dan tugas Kostrad disahkan dengan Keputusan Kasad Nomor Kep/9/3/1985 tanggal 6 Maret 1985, yang susunan organisasi dan dislokasi satuan sebagai berikut: Markas Kostrad berkedudukan di Jakarta. Divisi Infanteri I berkedudukan di Cilodong, Bogor, Jawa Barat, dan Divisi Infanteri II berkedudukan di Malang, Jawa Timur.
Sebagai konsekuensi dari pelaksanaan reorgnisasi ada satuan yang dilikuidasi dan ada dilimpahkan keluar/dalam Kostrad antara lain Grup 3 Kopassus menjadi Brigif Linud 3 Kostrad yang berkedudukan di Kariango, Ujungpandang.
Riwayat Penugasan
Penugasan dalam negeri selama di bawah kepemimpinan Pangkostrad Mayjen TNI Soeharto, antara lain bertugas dalam operasi Trikora, dalam rangka pembebasan Irian Barat tahun 1962-1963. Satuan yang dilibatkan, kekuatan inti satu divisi infanteri dipimpin oleh Soeharto sebagai Pangkorra I/Caduad merangkap sebagai Panglima Komando Mandala.
Operasi Dwikora dalam rangka konfrontasi dengan Malaysia, tahun 1964-1966. Satuan Kostrad yang terlibat adalah Kopur II dan Kopur IV, tergabung dalam Komando Mandala Siaga (Kolaga) dan Soeharto menjadi Panglima Kolaga.
Selanjutnya penumpasan G.30 S/PKI tahun 1965, satuan Kostrad yang terlibat adalah sebagian besar kesatuan Kostrad yang berada di Pulau Jawa. Operasi ini dipimpin langsung oleh Mayjen TNI Soeharto yang saat itu menjabat sebagai Panglima Kostrad.
Kostrad dalam operasi dalam negeri sudah terukir dalam sejarah yang menegakkan keutuhan NKRI. Pangkostrad Pertama Mayjen Soeharto telah menggariskan strategi untuk menggagalkan kudeta yang dilakukan oleh Gerakan 30 September/PKI. Penumpasan G. 30 S/PKI tahun 1965 merupakan salah satu pengabdian Kostrad yang operasinya langsung dipimpin oleh Mayjen TNI Soeharto selaku Pangkostrad dan merupakan tonggak sejarah Orde Baru.
Begitu pula Opersi Seroja Timor Timur sejak tahun 1975. Satuan Kostrad yang dilibatkan meliputi semua Satuan Jajaran Kostrad baik satuan tempur, satuan bantuan tempur maupun satuan bantuan administrasi. Selanjutnya penumpasan GPK di Aceh, satuan Kostrad yang dilibatkan khususnya personel-personel yang tergabung dalam satuan tugas khusus seperti operasi Bintal taktis tahun 1991. Sedang penumpasan GPK Irian Jaya tahun 1986. Kostrad yang dilibatkan adalah semua Satuan Tempur Kostrad yang dikirim secara periodik.
Luar Negeri
Sesuai dengan cita-cita luhur bangsa Indonesia yang tertuang dalam Mukaddimah UUD 1945, yaitu ikut melaksanakan ketertiban dunia dan memelihara perdamaian abadi, maka untuk tugas-tugas yang dilaksanakan yang bersifat perdamaian internasional Kostrad senantiasa berpartisipasi aktif sebagai bagian dari pasukan PBB. Satuan Kostrad yang dilibatkan adalah penugasan Kontingen Perdamaian di Vietnam, tergabung dalam International Commitions of Controll and Supervition/ICCS.
Kontingen Garuda IV di Saigon, Vietnam Selatan tahun 1973 dipimpin Pangkopur Linud Kostrad Brigjen TNI Wiyogo Atmodarminto selaku Deputi Militer. Kontingen Garuda V di Vietnam Selatan tahun 1973-1974 dipimpin Brigjen TNI Harsojo. Kontingen Garuda VII di Vietnam Selatan tahun 1974 dipimpin Brigjen TNI Sukeni, kemudian digantikan oleh Brigjen TNI Bambang Sumantri.
Penugasan Kontingen Perdamaian di Timur Tengah sebagai Pasukan Penjaga Perdamaian (UNEF). Kontingen yang disiapkan adalah Kontingen Garuda VI di sepanjang terusan Suez tahun 1973-1974, dipimpin oleh Kol Inf Rudini. Kontingen Garuda VIII di sepanjang terusan Suez tahun 1975-1976 dipimpin oleh Kol Art Sudirman Saleh, dilanjutkan oleh Kol Inf Gunawan Wibisono.
Kontingen Garuda IX yang tergabung dalam UNMOG sebagai misi perdamaian Irak-Iran tahun 1989-1991, personel Kostrad yang diberangkatkan adalah Letkol Inf Fachrul Razi, Mayor Inf Rachmat Saptaji, Kapten Kav Sumarto, dan Kapten Sahari Siregar.
Kontingen ke Kamboja tergabung dalam United Nation Transition Authority in Cambodia (UNTAC), yang bertugas sebagai misi perdamaian dalam mengawasi pembentukan negara Kamboja yang merdeka dan diakui dunia internasional. Satuan Kostrad yang terlibat adalah Kontingen Garuda XII-A tahun 1991, dengan inti pasukan Yonif Linud 503 dipimpin oleh Letkol Inf Erwin Sudjono.
Kontingen Garuda XII-B tahun 1992 dengan inti pasukan Yonif Linud 305, dipimpin oleh Letkol Inf Ryamizard Ryacudu. Kontingen Garuda XII-C tahun 1993 dipimpin oleh Letkol Inf Darmawi Chaidir. Kontingen Garuda XII-D tahun 1993 dengan inti pasukan Yonif 303 dipimpin oleh Letkol Inf Saptaji.
Penugasan Kontingen Garuda ke Bosnia sebagai bagian Pasukan Penjaga Perdamaian PBB yang tergabung dalam UNPROFOR (United Nation Protection Force) dengan tugas menyelenggarakan dukungan kesehatan tingkat II bagi Pasukan UNPROFOR, melakukan bantuan kesehatan dan melaksanakan evakuasi medis.
Satuan Kostrad yang terlibat adalah Kontingen Garuda XIV-A tahun 1994, yang berintikan Batalyon Kesehatan Divif-I, dipimpin oleh Letkol Ckm dr Heriadi M.Sc. Kontingen Garuda XIV-B tahun 1995 berintikan Batalyon Kesehatan Divif-I dipimpin oleh Letkol Ckm dr Budi Utoyo. Kontingen Garuda XIV-C tahun 1995, dengan inti pasukan dari Batalyon Zeni tempur 9 dipimpin oleh Letkol Czi Anwar Ende.
Kontingen Garuda XIV-D tahun 1995 dengan inti pasukan dari Satgas Kes dipimpin oleh Kapten Ckm drg Nurjamil S. Kontingen Garuda XIV-E tahun 1996 dengan inti pasukan dari Batalyon Zeni Tempur-10 Kostrad dipimpin oleh Kapten Czi YD Prasetyo. Kontingen Garuda XIV-F tahun 1997 dengan inti pasukan Satgas Kes dipimpin oleh Letkol Ckm dr Azhar Kamal. Penugasan Kontingen ke Filipina/Moro sebagai bagian dari tugas PBB selaku military observer dipimpin oleh Brigjen TNI Kivlan Zein tahun 1995.
Para Panglima
Para perwira yang pernah menjabat sebagai Panglima Kostrad adalah Mayjen TNI Soeharto dari tahun 1961-1965; Mayjen TNI Umar Wirahadikusumah dari tahun 1965-1967; Mayjen TNI A Kemal Idris dari tahun 1967-1969; Brigjen TNI Wahono dari tahun 1969-1970; Mayjen TNI Makmun Murod dari tahun 1970-1971; Mayjen TNI Wahono dari tahun 1971-1973.
Kemudian, Mayjen TNI Poniman dari tahun 1973-1974; Mayjen TNI Himawan Sutanto dari tahun 1974-1975; Letjen TNI Leo Lopulisa dari tahun 1975-1978; Mayjen TNI Wiyogo Admodarminto dari tahun 1978-1980; Mayjen TNI Ismail dari tahun 1980-1981; Letjen TNI Rudini dari tahun 1981-1983; Letjen TNI Suweno dari 1983-1986.
Mayjen Suripto dari tahun 1986-1987; Letjen TNI Adolf Sahala Rajagukguk dari tahun 1987-1988; Mayjen TNI Sugito dari tahun 1988-1990; Mayjen TNI Wismoyo Arismunandar dari tahun 1990-1992; Mayjen TNI Kuntara dari tahun 1992-1994; Letjen TNI Tarub dari tahun 1994-1996. Kemudian Kostrad dipimpin oleh Letjen TNI Wiranto mulai tahun 1996.
Setelah itu berturut-turut para perwira pilihan dan terbaik di lingkungan TNI yang berkesempatan dipercaya memimpin Kostrad adalah Letjen TNI Sugiono, Letjen TNI Prabowo Soebianto, Letjen TNI Djoni Lumintang (memimpin Kostrad hanya 19 jam), Letjen TNI Djaja Suparman, Letjen TNI Agus Wirahadi Kusuma, Letjen TNI Ryamizard Ryacudu, Letjen TNI Bibit Waluyo, dan Letjen TNI Hadi Waluyo yang kemudian mendapatkan amanah untuk memimpin Kostrad diserahterimakan kepada Mayjen TNI Erwin Sudjono. (TI/Munawar Fuad Noeh/Haposan Tampubolon)
Para Panglima Kostrad:
1. Mayjen TNI Soeharto (1961-1965)
2. Mayjen TNI Umar Wirahadikusumah (1965-1967)
3. Mayjen TNI A Kemal Idris (1967-1969)
4. Brigjen TNI Wahono (1969-1970)
5. Mayjen TNI Makmun Murod (1970-1971)
6. Mayjen TNI Wahono (1971-1973)
7. Mayjen TNI Poniman (1973-1974)
8. Mayjen TNI Himawan Sutanto (1974-1975)
9. Letjen TNI Leo Lopulisa (1975-1978)
10. Mayjen TNI Wiyogo Admodarminto (1978-1980)
11. Mayjen TNI Ismail (1980-1981)
12. Letjen TNI Rudini (1981-1983)
13. Letjen TNI Suweno (1983-1986)
14. Mayjen Suripto (1986-1987)
15. Letjen TNI Adolf Sahala Rajagukguk (1987-1988)
16. Mayjen TNI Sugito (1988-1990)
17. Mayjen TNI Wismoyo Arismunandar (1990-1992)
18. Mayjen TNI Kuntara (1992-1994)
19. Letjen TNI Tarub (1994-1996)
20. Letjen TNI Wiranto (1996)
21. Letjen TNI Sugiono
22. Letjen TNI Prabowo Soebianto
23. Letjen TNI Djoni Lumintang
24. Letjen TNI Djaja Suparman
25. Letjen TNI Agus Wirahadi Kusuma
26. Letjen TNI Ryamizard Ryacudu
27. Letjen TNI Bibit Waluyo
28. Letjen TNI Hadi Waluyo
29. Mayjen TNI Erwin Sudjono.
KOSTRAD punya 3 satuan berkualifikasi Special Forces :
1. 2 Batalyon Raider
2. 4 Unit Peleton Pengintai Pertempuran
Jumat, 27 Maret 2009
SEJARAH KOSTRAD
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar