Batalyon Infanteri minimal mempunyai :
1. Kompi Markas
1. Kompi Bantuan
1. Kompi Angkutan dan Peralatan
3 atau 4 Kompi Tempur
1.Kompi petugas Keslap ( disebar bergabung dengan regu )
Jumlah 1 batalyon TNi sekarang berkisar antara 500 s/d 650 prajurit dengan komposisi 90% adalah kombatant.
1 Regu Infanteri terdiri dari 7 s/d 10 Orang. terdiri dari Danru (bintara senior min sertu, wadanru minimal Kopka, 1 tamtama perhubungan, 1 tamtama penembak SO, 1 Tamtama pembantu penembak SO, 1 tamtama Keslap sisanya adalah tamtama penembak regu yang berperan sekaligus sebagai caraka dan tamtama intai) Regu adalah jantung pertempuran sebab dalam peperangan konvensional modern regu kecil inilah yang disiapkan dengan berbagai keahlian untuk menerobos blokade musuh yang jauh lebih besar.
Ada perbedaan antara 1 regu di Yonif reguler dengan 1 regu di Kopassus, Raider dan Ton Tai Pur. Ini terkait dengan bidang tugas yang berbeda antara 3 satuan ini.
istilah GRUP atau Satuan,Wing,Skadron, Detasemen atau unit pada Kopassus, Kopaska,Denjaka,Denjaka, Paskhas dan pasukan khusus lainnya adalah "pembebasan diri"dari protoker ikatan satu satuan kombatan reguler yang memang telah terkomposisi...1 kompi ada berapa peleton,,,1 batalyon ada berapa kompi...1 brigade ada berapa batalyon...dsb...dengan demikian musuh tidak akan perbah tau berapa sebenarnya kekuatan pasukan khusus itu.
1 Resimen terdiri dari 3 batalyon artileri ( Medan / Pertahanan Udara ) hal ini ada pada TNI AD baik dibawah KODAM atau KOSTRAD. TNI AD hanya mengenal istilah RESIMEN terbatas pada Korps ARTILERI. Lain halnya dengan Korps Marinir TNI AL. Korps ini juga mengenal resimen diluar artileri yaitu banpur ( meliputi satuan zeni, hanlan, Pal, kes dan angmor) dan Kavaleri. Istilah Banpur ala Marinir juga BERBEDA dengan istilah banpur ala TNI AD. TNI AD mengenal istilah pasukan banpur untuk pasukan tempur non infanteri. Mereka adalah: Zeni, Artileri dan Kavaleri. Selebihnya pasukan pendukung pertempuran ( Pal, angmor, Kes, CKU, CPM, Psikologi, Keuangan dll)ini disebut pasukan administrasi pertempuran. Istilah "banpur" di Marinir meliputi : satuan zeni, hanlan, Pal, kes dan angmor. Artileri dan kavaleri TIDAK DIGOLONGKAN pasukan banpur. Ini sebenarnya terkait dengan pola tempur marinir itu sendiri. Dari pengalaman saya berlatih dan bertempur bersama Marinir di Aceh dan Papua.....Marinir selalu bertempur dan bergerak dalam jumlah pasukan yang besar. Dan yang membuat saya geleng2 kepala adalah semua senban dari mortir sampai bazooka di bawa... Setiap kali ada gerakan mencurigakan di semak2 mereka tidak mau mengintai...maunya main "hantam".......saya sempat tanya kenapa kepada Dan Ki Pur nya...dia bilang sejak awal dididik menjadi Marinir...mereka didoktrin untuk tidak mengambil resiko yang besar dalam bertempur. Hal ini mungkin juga karena jumlah personel marinir sekarang hanya 4000 an prajurit. Jadi mau tidak mau mereka tidak bisa bertempur efektif untuk mempertahankan jumlah prajurit. Fakta bahwa bergerak dengan senjata berlebihan adalah tidak efektif dan efisien tidak diperdulikan oleh satuan ini. Tak jarang merekamenembak pake AK 47 yang dipake GAM.
Hal ini berbanding terbalik dengan ajaran untuk pendidikan pasukan tempur di TNI AD. Sejak awal mula dididik para prajurit AD diajarkan bisa bertahan dan bertempur maksimal dalam keadaan serba terbatas. Ajaran ini dipegang teguh oleh Kopassus dan ditularkan kepada seluruh satuan tempur di TNI AD.
Jumat, 27 Maret 2009
Batalyon Infanteri
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar