Tak terbayang oleh Lettu Mamak harus menginap semalam di antara perbatasan Bosnia dan Kroatia, negara yang sedang berkecamuk konflik bersenjata. Pada saat itu saya di Kompi Zeni TNI AD yang tergabung dalam Pasukan Perdamian PBB tahun 1995, bertugas untuk mengambil logistik pasukan dari Kroatia menuju Bosnia. ”Kami menggunakan truk Tronton umum dan langsung dihadang oleh polisi keamanan setemapat dan ditanyai macam-macam.
Dalam situasi seperti itu memang kendaraan angkutan umum apapun dicurigai jika masuk dari Kroatia menuju Bosnia. Dan kenapa pasukan memilih memakai kendaraan umum yang disewa karena kendaaraan yang dipakai pasikan perdamian pada bagian roda memiliki rantai khusus untuk salju. Saya akui bahwa mereka kurang berpengalaman untuk mengendarai kendaraan sejenis itu di salju.
Sementara itu pada situasi kisruh siapapun bisa saja dianggap memberikan bantuan kepada salah satu musuh masing-masing yang sedang bertikai. Meskipun sudah memberikan identitas sebagai pasukan perdamaian yang bertugas mengantar logistik tetap sajasaya dan rombongan tak diperbolehkan masuk ke wilayah itu.
”Saya saat itu sempat pasrah, Tapi akhirnya setelah melakukan kontak dengan base camp dan memberikan keyakinan kepada polisi setempat akhirnya kami bisa menunggu komandan logistiknya yang datang lansung mengganti kendaraan umum yang kami pakai dengan kendaraan dari pasukan perdamaian. Syukurlah kami bisa lolos, meskipun harus menginap satri malam di daerah bersalju.
Itulah cuplikan kisah dari anggota pasukan TNI AD yang bertugas sebagai pasukan pedamaian di Bosnia tahun 1995 lalu. Lettu Mamak kali ini pun beruntung karena dia akhirnya lolos lagi sebagai anggota pasukan perdamaian untuk menjadi Anggota Satgas Kizi TNI OPP Munoc atau disebut Kontingen Garuda XX-D yang akan bertugas di Kongo.
jalak pengkor is offline
Rabu, 08 April 2009
TERJEBAK DI PERBATASAN BOSNIA DAN KROATIA
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar