Jumat, 27 Maret 2009

TON TAI PUR/TON TAI KAM

TON TAI PUR ( Peleton Pengintai Pertempuran ) adalah salah 1 pasukan khusus yang dimiliki TNI AD yang bernaung di bawah KOSTRAD. Pasukan ini lahir dari pasukan terdahulu yang dinamai TON TAI KAM ( Peleton Pengintai Keamanan) milik KOSTRAD yang ada di beberapa brigade infanteri ( linmed dan linud ) KOSTRAD. Letjen Ryamizard kala itu memikirkan efektifitas pasukan Ton Tai Kam yang tak seragam bentuk pola pelatihan dan tugasnya. Karena pasukan tersebut dididik secara link - up dengan KODAM di depo kejuruan tiap KODAM sesuai letak Brigade Infanteri KOSTRAD terdekat. Dari serangkaian riset dan analisa tentang pasukan jenis apa yang dibutuhkan untuk aju pasukan tempur KOSTRAD digaris depan maka didapatkan kesimpulan bahwa KOSTRAD butuh Pasukan khusus berkualifikasi para (airborne) dan intelijen tempur di 4 media ( darat, laut, udara dan bawah air). Bagi calon anggota yang belum punya keahlian terjun payung maka harus sekolah para dulu di Sekolah Para Pusdik Passus Batu Jajar. Bagi yang dari brigade Linud mereka langsung mendapat materi jungle warfare di Pusdiklat KOSTRAD Sanggabuwana dibawah pengawasan Kopassus dan tim ahli KOSTRAD.

Maka dari itu Ryamizard segera menghubungi KOPASSUS dan KOPASKA untuk mempersiapkan pasukan ini. Kenapa? karena ke 2 satuan pasukan komando ini udah punya "nama" dan ahli di bidangnya....dengan pengalaman tempur puluhan tahun serta fasilitas latihan yang memadai...dan satuan ini adalah satuan tempur yang paling disegani di kalangan petinggi TNI maupun militer manca negara.

Modul pelatihan Ton Tai Pur terbagi jadi 4 dan dilaksanakan 8 bulan hampir seperti pendidikan komando yang meliputi: Tahap Hutan (di sanggabuwana), tahap Intelijen Tempur(Di Pusdik kopassus), tahap laut (di Pondok Dayung Satpaska Armabar) dan Tahap Akhir (Di Sanggabuwana).
Bedanya dengan pendidikan komando adalah para prajurit di pendidikan Ton Tai Pur 90% menggunakan gerakan regu. Sebaliknya di Kopassus 90% materi adalah gerakan regu dipadu dengan spesialisasi individu yang harus dibarengi dengan gerakan individu pula inilah yang dinamakan UNCONVENSIONAL WARFARE. Ini pula yang membedakan Kopassus dari Taifib Marinir. Selama ini Taifib diklaim = Kopassus oleh Korps Marinir.... ini sempat menjadi pertentangan di kalangan pasukan khusus yang pelatihannya menggunakan metode pelatihan komando resmi yang diakui oleh TNI yaitu Kopassus dan Korpaskhasau.

Sampai detik ini Ton Tai Pur menghasilkan 5 Peleton dengan total pengeluaran lebih dari 8 M ! itu terdiri dari pembelian tempat latihan di Sanggabuwana yang tergolong sempurna karena terdiri dari laut, hutan dan gunung. biaya latihan 1 M per peleton, senapan serbu yang rata rata made in Israel, peralatan selam tempur,parasut dan pembayaran kepada satuan pelatih dari Kopassus dan Kopaska.
Markas Ton Tai Pur ada di lingkungan Den Intel KOSTRAD...( cari sendiri ya dimana?....hehehe!) Jumlah pasukan ini dipertahankan tidak boleh lebih dari 300 orang. Selengkapnya...

Batalyon Infanteri

Batalyon Infanteri minimal mempunyai :

1. Kompi Markas
1. Kompi Bantuan
1. Kompi Angkutan dan Peralatan
3 atau 4 Kompi Tempur
1.Kompi petugas Keslap ( disebar bergabung dengan regu )
Jumlah 1 batalyon TNi sekarang berkisar antara 500 s/d 650 prajurit dengan komposisi 90% adalah kombatant.

1 Regu Infanteri terdiri dari 7 s/d 10 Orang. terdiri dari Danru (bintara senior min sertu, wadanru minimal Kopka, 1 tamtama perhubungan, 1 tamtama penembak SO, 1 Tamtama pembantu penembak SO, 1 tamtama Keslap sisanya adalah tamtama penembak regu yang berperan sekaligus sebagai caraka dan tamtama intai) Regu adalah jantung pertempuran sebab dalam peperangan konvensional modern regu kecil inilah yang disiapkan dengan berbagai keahlian untuk menerobos blokade musuh yang jauh lebih besar.
Ada perbedaan antara 1 regu di Yonif reguler dengan 1 regu di Kopassus, Raider dan Ton Tai Pur. Ini terkait dengan bidang tugas yang berbeda antara 3 satuan ini.


istilah GRUP atau Satuan,Wing,Skadron, Detasemen atau unit pada Kopassus, Kopaska,Denjaka,Denjaka, Paskhas dan pasukan khusus lainnya adalah "pembebasan diri"dari protoker ikatan satu satuan kombatan reguler yang memang telah terkomposisi...1 kompi ada berapa peleton,,,1 batalyon ada berapa kompi...1 brigade ada berapa batalyon...dsb...dengan demikian musuh tidak akan perbah tau berapa sebenarnya kekuatan pasukan khusus itu.

1 Resimen terdiri dari 3 batalyon artileri ( Medan / Pertahanan Udara ) hal ini ada pada TNI AD baik dibawah KODAM atau KOSTRAD. TNI AD hanya mengenal istilah RESIMEN terbatas pada Korps ARTILERI. Lain halnya dengan Korps Marinir TNI AL. Korps ini juga mengenal resimen diluar artileri yaitu banpur ( meliputi satuan zeni, hanlan, Pal, kes dan angmor) dan Kavaleri. Istilah Banpur ala Marinir juga BERBEDA dengan istilah banpur ala TNI AD. TNI AD mengenal istilah pasukan banpur untuk pasukan tempur non infanteri. Mereka adalah: Zeni, Artileri dan Kavaleri. Selebihnya pasukan pendukung pertempuran ( Pal, angmor, Kes, CKU, CPM, Psikologi, Keuangan dll)ini disebut pasukan administrasi pertempuran. Istilah "banpur" di Marinir meliputi : satuan zeni, hanlan, Pal, kes dan angmor. Artileri dan kavaleri TIDAK DIGOLONGKAN pasukan banpur. Ini sebenarnya terkait dengan pola tempur marinir itu sendiri. Dari pengalaman saya berlatih dan bertempur bersama Marinir di Aceh dan Papua.....Marinir selalu bertempur dan bergerak dalam jumlah pasukan yang besar. Dan yang membuat saya geleng2 kepala adalah semua senban dari mortir sampai bazooka di bawa... Setiap kali ada gerakan mencurigakan di semak2 mereka tidak mau mengintai...maunya main "hantam".......saya sempat tanya kenapa kepada Dan Ki Pur nya...dia bilang sejak awal dididik menjadi Marinir...mereka didoktrin untuk tidak mengambil resiko yang besar dalam bertempur. Hal ini mungkin juga karena jumlah personel marinir sekarang hanya 4000 an prajurit. Jadi mau tidak mau mereka tidak bisa bertempur efektif untuk mempertahankan jumlah prajurit. Fakta bahwa bergerak dengan senjata berlebihan adalah tidak efektif dan efisien tidak diperdulikan oleh satuan ini. Tak jarang merekamenembak pake AK 47 yang dipake GAM.

Hal ini berbanding terbalik dengan ajaran untuk pendidikan pasukan tempur di TNI AD. Sejak awal mula dididik para prajurit AD diajarkan bisa bertahan dan bertempur maksimal dalam keadaan serba terbatas. Ajaran ini dipegang teguh oleh Kopassus dan ditularkan kepada seluruh satuan tempur di TNI AD. Selengkapnya...

PASUKAN PENGAMANAN PRESIDEN

Dulunya bernama sangar yaitu "CAKRABHIRAWA"...berbaret merah hati...tapi sayang banyak anggotanya terlibat G 30 S/PKI. Pasukan ini asasinya adalah pasukan reguler. Namun didalamnya selain ada unit parade juga ada unit - unit pasukan yang berkualifikasi khusus pengaman VIP yang terbilang banyak dan semuanya berorientasi pada antiteror 3 matra + bawah air. Nah Maka itulah pasukan ini memakai istilah Grup = Kopassus untuk setiap brigadenya. Anggota unit pengamanan VIP/VVIP inilah yang diisi oleh eks. pasukan khusus dari berbagai angkatan ( AD, AL dan AU + Polri -Gegana Brimob). Sejatinya karena Polri telah terpisah dari jajaran TNI tidak tepat konteksnya kalau POLRI masih masuk berada dalam PASPAMPRES. Bisa dipastikan anggota grup aksus hanya terdiri dari eks KOPASSUS, KOPASKA, Korpaskhasau, Taifib Marinir, KOSTRAD dan Gegana. Tugas mereka ya hanya 1 : mengamankan presiden, pejabat negara lainnya dan tamu kehormatan negara. Ya ada proses masuk Paspampres tapi dibedakan antara calon untuk grup parade protokoler dan Grup aksus ( Aksi khusus ).Tapi ya ngga seketat mereka memasuki satuan awalnya. Karena basic dan pengetahuan militer mereka udah kuat dari "sono"nya....hehehehe. Selengkapnya...

MiLitary Grade

pengetahuan mengenai tingkatan-tingkatan kemeliteran dalam kesatuan
tiga regu itu bernaung dalam satu peleton, tiga peleton bernaung dalam satu kompie, tiga kompie bernaung dalam satu batalion, tiga batalion bernaung dalam satu brigade, tiga brigade bernaung dalam satu devisi

tiap regu angotanya 10 orang jadi tiap peleton itu jumlahnya 10 x 3 = 30 orang dan seterusnya sampe devisi jadi kira2 satu batalion itu 90 x 3 = 270 (tapi itu itungan secara teori yg saya baca dari buku militer jerman pada perang dunia ke-1) jumlah itu bisa bertambah atau berkurang sesuai kebijaksanaan dari pimpinan masing-masing angkatan, pernah saya tanya pada temen saya yg tugas di salah satu batalion... batalion dia itu ada lima kompie dari batalion m (markas),a,b,c dan d

trus pimpinan regu itu kalo gak salah di pimpin oleh sersan mayor trus kalo peleton itu di pimpin oleh seorang letnan dua dan kompie itu dipimpin oleh kapten, batalyon di pimpin oleh letnan kolonel trus kalo brigade di pimpin oleh brigadir jendral (kalo g salah kata brigadir diambil dari brigade) trus devisi dipimpin oleh mayor jendral..(sekali lagi ijenjang kepangkatan itu hanya teori) semua bisa di ubah sesuai dengan kebijaksanaan mabes masing-masing angkatan ataupun kebijaksanan dari mabes angkatan perang/bersenjata

oh iya untuk kopassus, sebutan batalion di ganti namanya grup dan untuk paskhas, batalion di ubah jadi skuadron dan di paskhas brigade namanya jadi wing Selengkapnya...

SEJARAH KOSTRAD

Sejarah perjuangan Komando Strategis Cadangan TNI Angkatan Darat (Kostrad) adalah bagian dari sejarah pengabdian TNI Angkatan Darat/ABRI dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan serta memelihara keutuhan wilayah nasional dan tetap tegaknya Negara Kesatuan RI (NKRI) yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Dimulai ketika pimpinan TNI Angkatan Darat menganggap perlu membentuk satuan militer yang bersifat mobil dan berkemampuan operasi lintas udara siap tempur dengan jangkauan ke seluruh penjuru tanah air.

Dari gagasan inilah dibentuk kelompok kerja untuk membahas pembentukan kekuatan yang mobil, dipimpin oleh Deputi I Kasad, Brigjen TNI Soeharto. Pada tanggal 6 Maret 1961, berdasarkan Surat Men/Pangad Nomor MK.KPTS.54/3/1961 tanggal 6 Maret 1961, disahkan Korps Ke-1 Caduad dengan singkatan Korra I/Caduad yang berkekuatan satu divisi infanteri dan satu pasukan inti brigade para, serta sejumlah besar satuan-satuan banpur (bantuan tempur) maupun nanmin (bantuan administrasi).

Dalam rangka reorganisasi Angkatan Darat maka pokok-pokok organisasi dan tugas Kostrad disahkan dengan Keputusan Kasad Nomor Kep/9/3/1985 tanggal 6 Maret 1985, yang susunan organisasi dan dislokasi satuan sebagai berikut: Markas Kostrad berkedudukan di Jakarta. Divisi Infanteri I berkedudukan di Cilodong, Bogor, Jawa Barat, dan Divisi Infanteri II berkedudukan di Malang, Jawa Timur.

Sebagai konsekuensi dari pelaksanaan reorgnisasi ada satuan yang dilikuidasi dan ada dilimpahkan keluar/dalam Kostrad antara lain Grup 3 Kopassus menjadi Brigif Linud 3 Kostrad yang berkedudukan di Kariango, Ujungpandang.

Riwayat Penugasan
Penugasan dalam negeri selama di bawah kepemimpinan Pangkostrad Mayjen TNI Soeharto, antara lain bertugas dalam operasi Trikora, dalam rangka pembebasan Irian Barat tahun 1962-1963. Satuan yang dilibatkan, kekuatan inti satu divisi infanteri dipimpin oleh Soeharto sebagai Pangkorra I/Caduad merangkap sebagai Panglima Komando Mandala.

Operasi Dwikora dalam rangka konfrontasi dengan Malaysia, tahun 1964-1966. Satuan Kostrad yang terlibat adalah Kopur II dan Kopur IV, tergabung dalam Komando Mandala Siaga (Kolaga) dan Soeharto menjadi Panglima Kolaga.

Selanjutnya penumpasan G.30 S/PKI tahun 1965, satuan Kostrad yang terlibat adalah sebagian besar kesatuan Kostrad yang berada di Pulau Jawa. Operasi ini dipimpin langsung oleh Mayjen TNI Soeharto yang saat itu menjabat sebagai Panglima Kostrad.

Kostrad dalam operasi dalam negeri sudah terukir dalam sejarah yang menegakkan keutuhan NKRI. Pangkostrad Pertama Mayjen Soeharto telah menggariskan strategi untuk menggagalkan kudeta yang dilakukan oleh Gerakan 30 September/PKI. Penumpasan G. 30 S/PKI tahun 1965 merupakan salah satu pengabdian Kostrad yang operasinya langsung dipimpin oleh Mayjen TNI Soeharto selaku Pangkostrad dan merupakan tonggak sejarah Orde Baru.

Begitu pula Opersi Seroja Timor Timur sejak tahun 1975. Satuan Kostrad yang dilibatkan meliputi semua Satuan Jajaran Kostrad baik satuan tempur, satuan bantuan tempur maupun satuan bantuan administrasi. Selanjutnya penumpasan GPK di Aceh, satuan Kostrad yang dilibatkan khususnya personel-personel yang tergabung dalam satuan tugas khusus seperti operasi Bintal taktis tahun 1991. Sedang penumpasan GPK Irian Jaya tahun 1986. Kostrad yang dilibatkan adalah semua Satuan Tempur Kostrad yang dikirim secara periodik.

Luar Negeri
Sesuai dengan cita-cita luhur bangsa Indonesia yang tertuang dalam Mukaddimah UUD 1945, yaitu ikut melaksanakan ketertiban dunia dan memelihara perdamaian abadi, maka untuk tugas-tugas yang dilaksanakan yang bersifat perdamaian internasional Kostrad senantiasa berpartisipasi aktif sebagai bagian dari pasukan PBB. Satuan Kostrad yang dilibatkan adalah penugasan Kontingen Perdamaian di Vietnam, tergabung dalam International Commitions of Controll and Supervition/ICCS.

Kontingen Garuda IV di Saigon, Vietnam Selatan tahun 1973 dipimpin Pangkopur Linud Kostrad Brigjen TNI Wiyogo Atmodarminto selaku Deputi Militer. Kontingen Garuda V di Vietnam Selatan tahun 1973-1974 dipimpin Brigjen TNI Harsojo. Kontingen Garuda VII di Vietnam Selatan tahun 1974 dipimpin Brigjen TNI Sukeni, kemudian digantikan oleh Brigjen TNI Bambang Sumantri.

Penugasan Kontingen Perdamaian di Timur Tengah sebagai Pasukan Penjaga Perdamaian (UNEF). Kontingen yang disiapkan adalah Kontingen Garuda VI di sepanjang terusan Suez tahun 1973-1974, dipimpin oleh Kol Inf Rudini. Kontingen Garuda VIII di sepanjang terusan Suez tahun 1975-1976 dipimpin oleh Kol Art Sudirman Saleh, dilanjutkan oleh Kol Inf Gunawan Wibisono.

Kontingen Garuda IX yang tergabung dalam UNMOG sebagai misi perdamaian Irak-Iran tahun 1989-1991, personel Kostrad yang diberangkatkan adalah Letkol Inf Fachrul Razi, Mayor Inf Rachmat Saptaji, Kapten Kav Sumarto, dan Kapten Sahari Siregar.

Kontingen ke Kamboja tergabung dalam United Nation Transition Authority in Cambodia (UNTAC), yang bertugas sebagai misi perdamaian dalam mengawasi pembentukan negara Kamboja yang merdeka dan diakui dunia internasional. Satuan Kostrad yang terlibat adalah Kontingen Garuda XII-A tahun 1991, dengan inti pasukan Yonif Linud 503 dipimpin oleh Letkol Inf Erwin Sudjono.

Kontingen Garuda XII-B tahun 1992 dengan inti pasukan Yonif Linud 305, dipimpin oleh Letkol Inf Ryamizard Ryacudu. Kontingen Garuda XII-C tahun 1993 dipimpin oleh Letkol Inf Darmawi Chaidir. Kontingen Garuda XII-D tahun 1993 dengan inti pasukan Yonif 303 dipimpin oleh Letkol Inf Saptaji.

Penugasan Kontingen Garuda ke Bosnia sebagai bagian Pasukan Penjaga Perdamaian PBB yang tergabung dalam UNPROFOR (United Nation Protection Force) dengan tugas menyelenggarakan dukungan kesehatan tingkat II bagi Pasukan UNPROFOR, melakukan bantuan kesehatan dan melaksanakan evakuasi medis.

Satuan Kostrad yang terlibat adalah Kontingen Garuda XIV-A tahun 1994, yang berintikan Batalyon Kesehatan Divif-I, dipimpin oleh Letkol Ckm dr Heriadi M.Sc. Kontingen Garuda XIV-B tahun 1995 berintikan Batalyon Kesehatan Divif-I dipimpin oleh Letkol Ckm dr Budi Utoyo. Kontingen Garuda XIV-C tahun 1995, dengan inti pasukan dari Batalyon Zeni tempur 9 dipimpin oleh Letkol Czi Anwar Ende.

Kontingen Garuda XIV-D tahun 1995 dengan inti pasukan dari Satgas Kes dipimpin oleh Kapten Ckm drg Nurjamil S. Kontingen Garuda XIV-E tahun 1996 dengan inti pasukan dari Batalyon Zeni Tempur-10 Kostrad dipimpin oleh Kapten Czi YD Prasetyo. Kontingen Garuda XIV-F tahun 1997 dengan inti pasukan Satgas Kes dipimpin oleh Letkol Ckm dr Azhar Kamal. Penugasan Kontingen ke Filipina/Moro sebagai bagian dari tugas PBB selaku military observer dipimpin oleh Brigjen TNI Kivlan Zein tahun 1995.

Para Panglima
Para perwira yang pernah menjabat sebagai Panglima Kostrad adalah Mayjen TNI Soeharto dari tahun 1961-1965; Mayjen TNI Umar Wirahadikusumah dari tahun 1965-1967; Mayjen TNI A Kemal Idris dari tahun 1967-1969; Brigjen TNI Wahono dari tahun 1969-1970; Mayjen TNI Makmun Murod dari tahun 1970-1971; Mayjen TNI Wahono dari tahun 1971-1973.

Kemudian, Mayjen TNI Poniman dari tahun 1973-1974; Mayjen TNI Himawan Sutanto dari tahun 1974-1975; Letjen TNI Leo Lopulisa dari tahun 1975-1978; Mayjen TNI Wiyogo Admodarminto dari tahun 1978-1980; Mayjen TNI Ismail dari tahun 1980-1981; Letjen TNI Rudini dari tahun 1981-1983; Letjen TNI Suweno dari 1983-1986.

Mayjen Suripto dari tahun 1986-1987; Letjen TNI Adolf Sahala Rajagukguk dari tahun 1987-1988; Mayjen TNI Sugito dari tahun 1988-1990; Mayjen TNI Wismoyo Arismunandar dari tahun 1990-1992; Mayjen TNI Kuntara dari tahun 1992-1994; Letjen TNI Tarub dari tahun 1994-1996. Kemudian Kostrad dipimpin oleh Letjen TNI Wiranto mulai tahun 1996.

Setelah itu berturut-turut para perwira pilihan dan terbaik di lingkungan TNI yang berkesempatan dipercaya memimpin Kostrad adalah Letjen TNI Sugiono, Letjen TNI Prabowo Soebianto, Letjen TNI Djoni Lumintang (memimpin Kostrad hanya 19 jam), Letjen TNI Djaja Suparman, Letjen TNI Agus Wirahadi Kusuma, Letjen TNI Ryamizard Ryacudu, Letjen TNI Bibit Waluyo, dan Letjen TNI Hadi Waluyo yang kemudian mendapatkan amanah untuk memimpin Kostrad diserahterimakan kepada Mayjen TNI Erwin Sudjono. (TI/Munawar Fuad Noeh/Haposan Tampubolon)

Para Panglima Kostrad:
1. Mayjen TNI Soeharto (1961-1965)
2. Mayjen TNI Umar Wirahadikusumah (1965-1967)
3. Mayjen TNI A Kemal Idris (1967-1969)
4. Brigjen TNI Wahono (1969-1970)
5. Mayjen TNI Makmun Murod (1970-1971)
6. Mayjen TNI Wahono (1971-1973)
7. Mayjen TNI Poniman (1973-1974)
8. Mayjen TNI Himawan Sutanto (1974-1975)
9. Letjen TNI Leo Lopulisa (1975-1978)
10. Mayjen TNI Wiyogo Admodarminto (1978-1980)
11. Mayjen TNI Ismail (1980-1981)
12. Letjen TNI Rudini (1981-1983)
13. Letjen TNI Suweno (1983-1986)
14. Mayjen Suripto (1986-1987)
15. Letjen TNI Adolf Sahala Rajagukguk (1987-1988)
16. Mayjen TNI Sugito (1988-1990)
17. Mayjen TNI Wismoyo Arismunandar (1990-1992)
18. Mayjen TNI Kuntara (1992-1994)
19. Letjen TNI Tarub (1994-1996)
20. Letjen TNI Wiranto (1996)
21. Letjen TNI Sugiono
22. Letjen TNI Prabowo Soebianto
23. Letjen TNI Djoni Lumintang
24. Letjen TNI Djaja Suparman
25. Letjen TNI Agus Wirahadi Kusuma
26. Letjen TNI Ryamizard Ryacudu
27. Letjen TNI Bibit Waluyo
28. Letjen TNI Hadi Waluyo
29. Mayjen TNI Erwin Sudjono.


KOSTRAD punya 3 satuan berkualifikasi Special Forces :

1. 2 Batalyon Raider
2. 4 Unit Peleton Pengintai Pertempuran Selengkapnya...

KOPASKHASAU......

Paskhas adalah gabungan dari 3 pasukan AU yang ada : PPP, PGT dan PSU.

Paskhas adalah salah satu pasukan khusus berkualifikasi KOMANDO selain KOPASSUS yang berada dalam lingkungan AU. Dan ditilik dari kompleks penugasannya seharusnya paskhas adalah satu satunya pasukan elit AU yang berkualifikasi terlengkap bahkan secara hirarki Paskhas berada diatas US SPECIAL TACTICS dan PVO (Rusia)

Dulunya Paskhas bernama KOPASGAT alias KOMANDO PASUKAN GERAK TJEPAT. Nah saat menggunakan nama ini...nama paskhas melambung bro......tetapi kenapa ya kok diganti?..ada embel2 "Khas" segala....jadi kayak nggak menyiratkan pasukan khusus.

Menjadi prajurit Paskhas sebenarnya mempunyai kebanggaan tersendiri. Gimana ngga?....di AD saja banyak prajurit yang susah sekali alias gagal menjadi pasukan komando / kopassus walau sudah ikut tes berkali kali...sampai stress.... tapi di AU mungkin untuk menjadi prajurit paskhas yang kualifikasinya KOMANDO bisa dibilang agak mudah daripada di AD.

Di AU begitu lulus pendidikan dasar apabila kecabangan paskhas sedang merekrut anggota, maka si prajurit muda udah bisa langsung ikut pendidikan komando setingkat Kopassus. Kenapa bisa gitu?...karena paskhas merupakan korps kecabangan. Walaupun sederajat dengan Kopassus namun berbeda hirarki. Berbeda dengan Kopassus yang mengharuskan si calon telah menempuh pendidikan kecabangan khususnya Infanteri terlebih dahulu sebelum menjalani Pendidikan Komando. Hal ini dimungkinkan karena pada tahapan Komando semua materi tidak diulang dari dasar. Efeknya bisa dirasakan ketika si prajurit mulai berdinas. Pendidikan lanjutan (tingkat master) untuk prajurit paskhas memakan waktu "lebih lama" dari prajurit kopassus.

Sekarang apa yang telah yang telah uzur pada paskhas telah diganti secara bertahap. mulai dari senapan serbu, pistol, gears, PDL sus, dll. Bahkan paskhas mengembangkan sebuah detasemen gultor setingkat SAT 81 Gultor Kopassus yang dinamakan Bravo. Terdiri dari 5 tim yaitu Tim alfa 1 s/d 3 dengan spesialisasi : perang kota, perang hutan dan anti teror aspek udara (walaupun juga 3 media). Tim bantuan mekanik untuk merawat peralatan tempur dan Tim bantuan tempur. Disini ada pelatih, spesialis demolisi, terjun bebas, pasukan katak dan ahli bahasa.

7 Bulan dibutuhkan untuk membentuk seorang prajurit muda menjadi prajurit baret jingga sejati. Semua materi dari peperangan darat, pertahanan pangkalan, Arhanud ringan, terjun payung tempur dan menyelam tempur diberikan oleh para pelatih ahli baik dari intern paskhas maupun dari saudara tuanya dari kopassus dan kopaska.... Selengkapnya...

BATALYON RAIDER :

Awalnya (th60-an) Raider dibetuk sebagai pasukan infanteri pemukul yang kemampuannya bisa 10 kali lipat pasukan infanteri biasa. Kemampuan mereka dilatih oleh RPKAD dengan dibekali cara bertempur komando tingkat regu tahap pantai dan hutan, survival,menembak jitu dan pengetahuan ttg operasi raid yang tidak dipelajari pada pasukan infanteri biasa. Raider berasal dari satuan tentara di bawah komando pasukan teritorial (KODAM). Awalnya berasal dari nama satu batalyon dalam resimen Achmad Yani yang bernama BANTENG RAIDER. pelatihan RAIDER..entah bagaimana ceritanya akhirnya menjadi syarat mutlak bagi prajurit para dalam lingkungan KOSTRAD. setelah tahun 1967 maka Pelatihan Raider diharuskan untk semua prajurit infanteri yang berasal dari organik KODAM maupun KOSTRAD. Ditambah lagi siswa dari kecabangan tempur yang lain baik dalam KODAM maupn KOSTRAD.

Pelatihan RAIDER dulunya tidak bertempat pada suatu lokasi pendidikan. Mereka berpindah pindah...walaupun sebenarnya pusat pendidikan latihan pertempuran AD sudah ada di tiap KODAM..... diawali dengan basis hutan, gunung, laut dan rawa serta tehnik operasi peledakan perang kota dan intelijen. pendidikan ini berkisar antara 8 bulan. instruktur langsung oleh kopassus. Sekitar tahun 78, batalyon infanteri berkualifikasi Raider dibubarkan. Dan Pelatihan Raider tidak digunakan lagi. Sebagian pelajaran pelatihan Raider digunakan dalam latihan yudha wastu pramuka (tahap II) bagi calon prajurit Infanteri.

Raider hidup lagi berkat gagasan KSAD Jend. Ryamizad. Beliau menilai keahlian Raider sebenarnya sangat penting dan efisien untk operasi militer. Walaupn Ryamizard tidak pernah merasakan latihan Raider murni (yang berpindah pindah itu....) tapi dia paham akan pentingnya kualifikasi raider. Maka Ryamizard mengutus KOPASSUS untk mendidik instruktur2 Raider yang berasal dari batalyon2 infanteri (non linud) serta DEPO DODIKLATPUR. untk mempelajari sama persis dengan pelajaran Raider dulu dengan modifikasi sesuai keperluan + operasi mobil udara. Lama pendidikan Raider baru ini bagi 10 batalyon pertama adalah 6 bulan. 20 yang terbaik setiap angkatan dididik lagi di pusdikpassus untuk mendalami ilmu anti teror. Pendidikan Raider berlangsung di DEPO PENDIDIKAN LATIHAN PERTEMPURAN di tiap KODAM dan PUSDIK INFANTERI CIPATAT. Pendidikan berakhir dengan pembaretan hijau tua (khas raider) wing MOBUD dan brevet raider. Selengkapnya...

DENJAKA : (DETASEMEN JALA MENGKARA)

DENJAKA adalah satuan gabungan antara personel kopaska dan taifib marinir. anggota DENJAKA dididik di bhumi marinir CILANDAK dan harus menyelesaikan suatu pendidikan yang disebut PTAL (Penanggulangan Teror Aspek LAut) lama pendidikan ini adalah 6 bulan. Intinya DENJAKA memang dikhususkan untuk satuan anti teror walaupun mereka juga bisa dioperasikan di mana saja terutama anti teror aspek laut Selengkapnya...

KOPASKA (KOMANDO PASUKAN KATAK) :

Anggota kopaska direkrut dari anggota TNI AL non anggota korps marinir.
Calon anggota Kopaska selain di tes dengan standar militer juga di tes tentang kemampuan renang-nya. karena KOPASKA adalah satuan khusus untuk peperangan laut setingkat US NAVY SEAL. kopaska hanya menerima 5 - 10 orang setahun (yang lulus pendidikan sepaska)

Anggota KOPASKA dididik di pusdik paska di pondok duyung. Lama pendidikan adalah 7 bulan. Diawali dengan pekan orientasi fisik, dan tehnik beregu senapan, dilanjutkan dengan hell week ( minggu neraka) dimana fisik dan mental siswa di "bantai" habis habisan dengan kegiatan yang sangat melelahkan baik skenario tempur atau kemampuan fisik terutama aspek kegiatan di laut (berenang, mengayuh rakit dsb), tahap selanjutnya adalah pengenalan tehnik terjun payung tempur di BATUJAJAR (pusdik passus) kadang kala kopaska juga "menitipkan" siswa nya ke sekolah para korps marinir di pusdik MArinir - gunungsari surabaya. Setelah lulus, dilanjutkan dengan tahap laut dimana para siswa mendalami selam tempur, UDT dan operasi raid amfibi, survival dan perang hutan. Pendidikan Kopaska ditutup dengan latihan berganda di P. LAKI dan ditandai dengan pembaretan serta pemberian brevet MANUSIA KATAK kepada anggota baru KOPASKA. Metode pendidikan kopaska diadaptasi dari metode pendidikan komando kopassus Selengkapnya...

INTAI AMPHIBI MARINIR AL

Personel INTAI AMPHIBI MARINIR AL direkrut dari anggota berbagai macam keahlian dalam lingkup Korps Marinir. Dan calon harus minimal berdinas 2 tahun dan punya wing para

Standart perekrutan untuk calon anggota taifib sama dengan umumnya perekrutan pasukan khusus ditambah dengan tes berenang dengan tangan dan kaki terikat sepajang 2 km.

Pendidikan calon anggota Taifib dulunya dilaksanakan di jakarta dan di surabaya (menurut batalyon masing2) tetapi sekarang dilaksanakan di PUSLATPUR MARINIR Karangtekok Situbondo JATIM. Lama pendidikan 8 bulan meliputi : jungle warfare and survival,tahap rawa lanjutan. tahap laut lanjutan. pendaratan pantai khusus, medis, operasi raid amphibi, perang kota dan operasi amfibi rintis (untuk pancangan landing pasukan pendarat) serta combat freefall dan menembak dengan berbagai senjata+ intelijen tempur. Brevet Taifib DIKLAIM sama dengan brevet KOMANDO kopassus.
Marinir punya 2 batalyon taifib utk pasmar 1 dan 2. Kedudukan Taifib adalah 1 tingkat dibawah DENJAKA. Selengkapnya...

Gultor Education .

Personel gultor dididik sembilan bulan (untuk pertempran khusus selama 6 bulan dan keahlian per orangan 3 bulan di SEKOLAH PERTEMPURAN KHUSUS PUSDIKPASSUS BATU JAJAR) dengan metode SAS dan GSG - 9 (untk keahlian anti teror). Seperti yang kita ketahui bersama bahwa model pendidikan anggota kopassus merupakan kiblat bagi saudara2 nya yang lain Selengkapnya...

SpeciaL Recruitmen.

Seperti yang kita ketahui bersama dalam TNI dikenal beberapa macam pasukan khusus. Tapi yang anda sebutkan adalah unit2 anti teror "khusus" yang notabene direkrut dari pasukan khusus intern organik-nya (misal anggota den 81 kopassus, anggotanya jg diambil dari kopassus yang sudah berkualifikasi sandhi yudha) dalam beberapa tingkatan pelatihan khusus dan tes ketat...barulah mereka bisa memperoleh kualifikasi anti teror. Tim anti teror milik TNI BERBEDA dengan Detasemen 88 POLRI (non brimob) atau detasemen GEGANA BRIMOB POLRI dalam beberapa hal. Baik scr organisasi, standart rekruitmen personel, dan tugas pokok. Karena militer cenderung melatih para prajuritnya secara "lebih ganas" daripada polisi yang penugasannya adalah penegak hukum. Kewenangan dan penugasan kepolisian bisa berlaku pada seorang prajurit militer...tetapi belum tentu polisi bisa mengemban tugas militer. Seperti yang terjadi di Aceh ketika tim Brimob "ngotot" masuk belantara aceh.....mereka sering kali kocar kacir...karena memang bukan "habitat"-nya disana. Konteks adanya pasukan Brimob (yang berstatus PARAMILITER-dilatih seperti tentara tapi bukan tentara) tentu saja hatus dikaji ulang

Calon anggota GULTOR pada Kopassus TNI AD harus sudah menempuh kualifikasi :
a. intelijen (minimal intelijen tempur)
b. wing combat freefall / jump master dan mobud
c. kemampuan menembak pistol dan senapan minimal klas 2
d. berenang dan menyelam
e. mempunyai kualifikasi tambahan dari korps asal (bagi non korps infanteri) Selengkapnya...